Syah Artuna Suka membaca tapi tak pandai menulis. Suka bercerita tapi seorang pendiam. Suka berpetualang tapi seorang introvert. Pemalas tapi tau cara tercepat menyelesaikan pekerjaan.

7 Museum Sejarah di Yogyakarta Untuk Menambah Wawasanmu

3 min read

Museum Sejarah di Yogyakarta

Yogyakarta, selain dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya, juga selalu dikenang sebagai kota sejarah. Berbagai jejak-jejak perjuangan baik dari mulai memperebutkan hingga mempertahankan perjuangan dimulai dari kota ini. Bahkan Yogyakarta juga pernah menjadi ibu kota Indonesia. Di museum sejarah di Yogyakarta ini kita bisa menemukan jejak-jejak perjuangan tersebut.

Museum Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg – saksi perjuangan rakyat Yogyakarta sejak penjajahan Belanda

Salah satu museum sejarah di Yogyakarta yang terbesar ini dengan mudah ditemukan karena berlokasi di pusat keramaian Yogyakarta, yaitu di Jalan Malioboro.

Benteng Vredeburg merupakan saksi sejarah perjuangan bangsa Indonesia, mulai dari penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, hingga pernah juga menjadi markas TNI saat masih dalam masa-masa mempertahankan kemerdekaan.

Dibangun pada abad ke-18, benteng ini mempunyai arsitektur bergaya zaman Belanda. Selain mempunyai empat bastion di setiap sudut serta dikelilingi parit yang cukup dalam, benteng Vredeburg ini juga terdiri atas beberapa bangunan di bagian dalamnya yang menyimpan berbagai macam koleksi benda-benda bersejarah.

Tak hanya sebagai tempat menyimpan benda, dalam kompleks Benteng Vredeburg ini juga ada diorama-diorama menarik yang menceritakan tentang perjalanan bangsa Indonesia memperebutkan dan mempertahankan kemerdekaan. Di salah satu sudut benteng juga ada ruang mini studio di mana kita bisa menyaksikan film-film dokumenter pendek mengenai sejarah Indonesia.

Lalu, gimana kalau capek dan lapar sehabis muter-muter di area museum ini? Tenang, karena di dalam kompleks Benteng Vredeburg juga ada fine dining lho, juga ada berbagai permainan yang bisa dicoba oleh anak-anak.

Museum Perjuangan Yogyakarta

Perjuangan, Museum Sejarah di Yogyakarta
Perjuangan, Museum sejarah di Yogyakarta yang sempat buka-tutup karena kekurangan dana

Museum sejarah di Yogyakarta kedua yang wajib kamu kunjungi adalah Museum Perjuangan Yogyakarta yang terletak di Jalan Kol. Sugiyono (hanya 5 menit saja dari Purawisata).

Pembangunan museum ini digagas pada tahun 1958, atas jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang merelakan halaman Ndalem Brontokusuman menjadi lokasi didirikannya museum yang menyimpan peninggalan sejarah untuk generasi mendatang.

Namun, karena terlalu banyak kendala yang datang, museum ini lama sekali baru selesai dibangun. Bahkan pernah ditutup karena kekurangan biaya operasional dari tahun 1971, dan baru dibuka lagi pada tahun 1980.

Arsitektur Museum Perjuangan ini sangat unik. Berbentuk bulat silinder bergaris tengah 30 meter. Bentuk arsitektur seperti ini ternyata diadaptasi dari bentuk arsitektur Romawi kuno yang dikombinasikan dengan model ronde tempel yang khas sekali ketimurannya.

Jumlah anak tangga masuk ke museum ada 17, daun pintu masuknya berjumlah 8 buah, dan jendela pada sekeliling dinding luar museum dipisahkan oleh pilar yang dihias ukiran lung-lungan menyerupai api berjumlah 45 buah. Simbolis sekali ya?

Museum Sudirman

Museum Sudirman, Museum Sejarah di Yogyakarta
Museum Sudirman. Saksi sejarah perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman

Museum Jendral Sudirman yang terletak di Jalan Bintaran ini juga disebut sebagai Museum Sasmitaloka. Dulunya bangunan ini merupakan rumah tinggal Jendral Sudirman. Sasmitaloka bisa diartikan sebagai rumah untuk mengenang.

Memang dalam museum ini tersimpan berbagai benda-benda peninggalan Jendral Sudirman. Mulai dari masa kanak-kanaknya di Purworejo, hingga sampai beliau wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta, semua disimpan dalam museum ini.

Yang menarik dari museum ini adalah penataan benda-benda koleksinya. Semua diatur dalam 14 ruangan secara kronologis kehidupan Jendral Sudirman, sehingga kalau kita menyusuri satu demi satu kita serasa sedang membaca buku biografi beliau.

Museum Monumen Yogya Kembali

Museum Monumen Yogya Kembali
Monumen Yogya Kembali | photo by raskita.com

Museum Monumen Yogya Kembali berlokasi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, tepat di perempatan Ring Road Utara.

Bentuk bangunan Monumen Yogya Kembali ini juga unik banget, yaitu berbentuk kerucut. Begitu kita masuk ke halaman monumen, kita akan langsung berhadapan dengan prasasti besar yang bertuliskan 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III (RIS) di tahun 1948 – 1949.

Bagian dalam monumen yang terdiri atas 3 lantai, terdapat ruang perpustakaan dan ruang serbaguna. Di lantai 1 terdapat 4 ruang museum di mana disimpan berbagai benda koleksi, dari mulai replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, hingga bentuk evokatif dapur umum antara tahun 1945-1949 pada masa-masa perjuangan. Juga ada tandu dan kereta kuda yang pernah dipergunakan oleh Panglima Besar Jendral Sudirman.

Museum Dirgantara Mandala

Museum Sejarah di Yogyakarta Dirgantara Mandala
Museum Dirgantara Mandala. Terlengkap koleksi kedirgantaraannya di Indonesia | photo via TNI AU

Museum sejarah di Yogyakarta selanjutnya adalah Museum Dirgantara Mandala yang mempunyai koleksi kedirgantaraan yang paling lengkap di Indonesia.

Museum ini terletak di dalam kompleks TNI Angkatan Udara. Agak tersembunyi memang, tapi kamu bisa menjangkaunya dengan mudah, yaitu terletak di sisi sebelah timur jalan Ring Road Timur bersebelahan dengan fly over Janti.

Karena memang untuk menyimpan berbagai model pesawat terbang, dari mulai pesawat tempur hingga pesawat sipil, maka tentu saja area museum satu ini luas banget.

Tapi nggak hanya pesawat saja yang bisa kita nikmati di sini, juga ada banyak koleksi lain seperti seragam-seragam penerbang sejak pertama kali negara Indonesia berdiri hingga sekarang, berbagai jenis senjata api, senjata tajam, buku, foto hingga bom dan ranjau.

Kamu juga bisa masuk ke beberapa pesawat yang memang diperbolehkan dinaiki oleh pengunjung. Cobalah untuk duduk di kokpit, dan membayangkan dirimu menjadi pilotnya.

Museum Monumen Diponegoro

Museum Diponegoro. Koleksinya termasuk tembok jebol, jalan pelarian Pangeran Diponegoro | photo via wikipedia

Museum Monumen Diponegoro, yang juga sering disebut dengan Sasana Wiratama, ini berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto Tegalrejo Yogyakarta.

Seperti juga koleksi yang dipunyai oleh Museum Sudirman yang mengungkapkan jejak-jejak perjuangan Jendral Sudirman. Di Museum Diponegoro ini pengunjung diajak untuk menelusuri perjalanan perjuangan Pangeran Diponegoro.

Ada senjata, baju, dan bahkan sebidang tembok jebol yang konon merupakan jalan Pangeran Diponegoro untuk meloloskan diri dari kepungan Belanda, menghiasi ruang Museum Diponegoro ini. Tak hanya itu, ada juga berbagai peralatan berkuda, karena dulu Pangeran Diponegoro memang berjuang dengan berkuda.

Museum Sandi

Sandi, Museum pesan rahasia pertama dan satu-satunya di dunia

Mungkin belum banyak yang tahu mengenai museum yang satu ini. Padahal museum ini merupakan museum pertama dan satu-satunya di dunia yang mempunyai koleksi benda-benda pengirim dan penerima pesan-pesan rahasia baik di Indonesia maupun di dunia.

Wah, kayaknya peralatan James Bond juga ada nih di sini.

Museum ini didirikan atas kerja sama Lembaga Sandi Negara dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Di antara koleksinya ada telegraf, buku kode sandi, dan berbagai mesin sandi, baik buatan Indonesia maupun luar negeri.

Konon, dengan bantuan mesin-mesin seperti inilah, dulu pejuang Indonesia berhasil merebut kembali daerah yang dikuasai penjajah. Menarik banget ya?

Pengunjung juga nggak cuma menikmati koleksi-koleksinya saja. Bahkan juga diajak untuk semacam main games dengan fasilitas multimedia dengan teknologi touchscreen untuk memecahkan berbagai macam sandi dan pesan rahasia. Wow!

Itu dia 7 museum sejarah di Yogyakarta yang jangan sampai kamu lewatkan. Rata-rata hanya memasang tarif masuk yang sangat murah, bahkan gratis tiket masuk di Museum Sandi. Jadi, manfaatkan waktu jalan-jalanmu juga untuk menambah wawasan dan ilmu yuk!

Syah Artuna Suka membaca tapi tak pandai menulis. Suka bercerita tapi seorang pendiam. Suka berpetualang tapi seorang introvert. Pemalas tapi tau cara tercepat menyelesaikan pekerjaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *